1. Guru sukses berharap siswa mereka ikut sukses
Pemikiran seperti ini sama dengan apa yang dipikirkan oleh orang tua siswa. Orang tua mana yang tidak menginginkan anak mereka agar sukses di masa depan. Pemikiran tersebut sebaiknya ditanamkan oleh guru lebih dini. Siswa butuh seseorang mempercayai mereka. Siswa butuh orang yang lebih tua dan bijaksana untuk menaruh bekal dalam mengembangkan kemampuan mereka. Bagaimana mungkin mereka mempercayai Anda untuk berharap mereka dapat sukses, sedangkan Anda sendiri tidak mengharapkan itu?
Mempercayai seseorang merupakan anggapan bahwa Dia mampu2. Guru sukses, menjalin komunikasi dengan orang tua
Guru adalah Orang tua siswa di sekolah3. Guru sukses, beradaptasi sesuai kebutuhan siswa
Kelas seperti makhluk hidup, selalu berkembang dengan cara yang dinamis dan sulit untuk diprediksi. Tergantung pada hari, daftar hadir, cuaca, dll. Anda mungkin harus mengubah rencana Anda yang ada di RPP untuk dapat mengakomodasi kebutuhan siswa. Saat mereka tumbung dan berubah, maka metode yang Anda lakukan harus ikut berkembang. Jika kurikulum ataupun silabus yang disiapkan pemerintah/ sekolah terlalu kaku dan menghina pekerjaan Anda, maka disaat itu harus memodifikasinya sesuai dengan situasi dan kondisi kelas. Jadi siswa dapat terkoneksi dengan tujuan yang ingin Anda capai bersama. Tidak akan sulit mengubahnya seiring berjalannya waktu.
Terjadi perubahan maka tinggal beradaptasi
Suasana yang serius, menakutkan, cemas, tegang dapat dicairkan dengan selingan humor bersahabat dari guru. Guru humoris secara tidak langsung menunjukkan bahwa mereka berpikir terbuka dengan siswanya
Proses mengajar yang serius dan disiplin merupakan salah satu syarat mendidik, namun apa jadinya jika siswa merasa tidak senang dapat ke sekolah seperti dipaksa
Jika Anda tidak menyukai pekerjaan atau pelajaran yang anda ajarkan, itu akan memperngaruhi pengajaran Anda. Cobalah untuk mencari tahu mengapa Anda merapa tidak termotivasi dan tidak bersemangat. ini mungkin tidak ada hubungannya dengan subjek dan harapan Anda. Sesuaikan solusi yang anda dapat sedikit demi sedikit dan mungkin akhirnya Anda menemukan kecintaan terhadap pendidik muncul
Mendidik bukan cinta pada pandangan pertama, namun cinta bertahap
6. Guru sukses tidak terancam pendapat orang tua
Oleh karena itu para guru harus terlebih dahulu melakukan komunikasi dengan orang tua seperti pada hal no 2. Sehingga para orang tua siswa dapat mempercayakan anaknya di dalam pengajaran yang Anda lakukan. Pendidik yang berhasil percaya diri akan kemampuan mereka dan tidak terancam bila orang tua memberikan gangguan/pendapat yang dapat merusak suasana kelas. Guru yang sukse juga tahu bahwa mereka tidak harus mengikuti apa yang direkomendasikan orang tua.
7. Guru yang sukses tahu dalam mengambil resiko
Sesuai ungkapan bijak yang berbunyi "Mereka yang pergi sedikit jauh dan terlalu jauh adalah orang-orang yang tahu seberapa jauh mereka bisa pergi".
Mengambil resiko adalah bagian dari formula sukses. Siswa Anda perlu melihat mencoba hal baru di kelas dan mereka akan dapat memperhatikan dengan cermat bagaimana Anda menangani kegagalan dalam mengambil resiko Anda. Ini sangat penting dalam memberikan ajaran kepada para siswa.
Kegagalan adalah hal yang biasa. Sukses? baru luar biasa
8. Guru sukses, berikan pujian secara otentik
Siswa juga butuh dorongan nyata. Tidak ada gunanya memuji pekerjaan mereka bila Anda tahu bahwa itu tidak layak untuk dipuji. Berilah pujian yang sesuai dengan kemampuan mereka. Anda tidak ingin menciptakan lingkuangan di mana tidak ada pujian ataupun pengakuan, Anda ingin menciptakan dimana pujian yang Anda tawarkan merupakan hak eksklusif yang sangat berharga sebab Anda menggunakannya secara bijaksana.
Siswa juga butuh pujian
9. Guru sukses, berikan siswa emosional support!
terhubungan antara guru dan siswa dari hati ke hati mampu meningkatkan keberhasilan pengajaran didalam kelas
10. Guru sukses selalu konsisten
Kata konsisten bukan berarti "terjebak". Konsisten berarti Anda melakukan apa yang Anda katakan. Anda memiliki peraturan pada diri sendiri, memiliki prinsip dalam mengajar yang membangun konsistensi didalam kelas. Anda tidak dapat mengubah aturan tersebut hanya berdasarkan mood Anda, dan siswa bukan hanya sekedar merasa bergantung pada Anda sesuai kebutuhan mereka. Guru yang terjebak dalam metode lama mereka mungkin memiliki konsistensi, padahal sebenarnya itu adalah tindakan keras kepala yang licik, hanya mementingkan diri sendiri dan makan gaji buta.
Agar Anda tidak terjebak dalam hal itu, maka pendidik yang sukses merenungkan dan meluangkan waktu mereka dalam mencoba metode. strategi agar dapat mengkoneksikan hati mereka dengan para siswanya. Refleksi diperlukan untuk mengungkapkan kelemahan dan mencari solusi pemecahan agar dapat diterapkan dikelas masa depan.
Konsisten bukan berarti membosankan
Advertisement