-->

Alfred Nobel Sang Penemu Dinamit (Nitrogliserin) dan Sejarah Penghargaan Nobel

- 15:04
Materi Kimia - Pada tanggal 5 Oktober 2010, dua Ilmuan Rusia mendapatkan penghargaan nobel (Nobel Prize) bidang Fisika atas temuanya dalam mengisolasi graphene. Graphene sendiri merupakan susunan atom karbon dalam kerangka heksagonal yang menyerupai sarang lebah yang membentuk satu lembaran setipis satu atom (Eko Widiatmoko, dalam penelitiannya tentang Graphene: Sifat, Pabrikasi, dan Aplikasinya).

Yang akan saya jelaskan di sini adalah asal muasal penemuan nitrogliserin (atau sekarang dikenal dengan dynamite) dengan penghargaan nobel yang sering kita dengar.

Penemuan Dynamite

penemu dinamit
Pada awalnya, nitrogliserin cair (C3H5O9N3) telah digunakan sebagai bahan peledak. Karena wujudnya yang cair, senyawa ini bersifat sangat tidak stabil dan mudah sekali meledak ketika mendapat tekanan atau getaran.

Adalah seorang ilmuan bernama Alfred Nobel (1833-1896), San Remo, Stockholm, Swedia mencoba mencari solusi atas masalah ini dengan melakukan percobaan (1862) di laboratorium milik ayahnya Immanuel Nobel dengan bahan peledak cair nitrogliserin. Namun hasilnya tidak memuaskannya. Ia pun berupaya mencari bahan-bahan yang lebih efektif yang bisa "menjinakkan" sifat unsur kimia nitrogliserin.

Lewat berbagai eksperimen yang Ia lakukan, akhirnya Alfred Nobel menemukan suatu cara agar nitrogliserin dapat dijinakkan. Wadah nitrogliserin harus dikungkung dalam sejenis tanah liat atau disebut kieselguhr untuk mencegah goncangan. Nobel mengamati bahwa cairan nitrogliserin yang bocor dari wadah dan diserap oleh kieselguhr bersifat lebih stabil dan tidak terlalu sensitive terhadap goncangan.

Dari sini ia menyebutnya sebagai powdery mixture dynamite (campuran serbuk dinamit). Ia lalu mematenkan temuannya pada tahun 1867. Atas temuannya ini, Alfred Nobel menjadi orang kaya raya. Dynamite ternyata sangat diminati oleh pasar. Para pelaku pertambangan, konstruksi dan militer melakukan pemesanan besar-besaran. Otomasis, Nobel memperoleh keuntungan dari penjualan dinamitnya ini. Karena permintaan dynamite yang tinggi, Nobel membangun pabriknya di beberapa Negara di dunia.

Penghargaan Nobel

Sepertinya Alfred Nobel tidak pernah memperkirakan sebelumnya, bahwa apa yang telah ia temukan membawa malapetaka bagi sebagian umat manusia. Seorang Alfred Nobel yang cinta akan perdamaian merasa terpukul sekali dengan penggunaan dynamite yang disalahgunakan oleh beberapa pihak. Dynamite justru digunakan untuk tujuan perang dan menghancurkan umat manusia.

Nobel sendiri sebenarnya bukan tidak pernah kena batunya. Ketika melakukan ekpserimen dinamitnya, Ia harus kehilangan sang Adik Emil, menewaskan empat pekerja lainnya, melukai Ayahnya Immanuel Nobel dan saudaranya, serta meluluhlantakkan laboratorium milik ayahnya.Pernyataan Nobel yang dipublikasikan pada 1888 sebelum wafatnya di sebuah surat kabar Prancis menyatakan bahwa dia mengutuk penemuan dinamitnya sehingga membuat dirinya memutuskan untuk meninggalkan sejumlah warisan bagi dunia seusai kematiannya. Pernyataan yang ditulis di surat kabar tersebut menyatakan “le marchand de la mort est mort” (Pedagang Kematian Meninggal) dan lebih lanjut menuliskan, "Dr. Alfred Nobel yang telah menjadi kaya raya menemukan sejumlah cara untuk membunuh manusia lebih cepat dari yang pernah ada sebelumnya itu, kemarin telah meninggal dunia."

Pada 27 November 1895 di Klub Swedia-Norwegia di Paris, Nobel menandatangani wasiat dan pernyataan terakhirnya dengan membentuk Hadiah Nobel untuk diberikan setiap tahunnya tanpa ada perbedaan bangsa. Nobel wafat terkena stroke pada 10 Desember 1896 di Sanremo, Italia. Jumlah yang disisihkan untuk yayasan Hadiah Nobel adalah sekitar 31 juta kronor (4.200.500 USD).

Tiga kategori pertama dari hadiah ini diberikan untuk bidang fisika, kimia dan kedokteran atau fisiologi, yang keempat untuk bidang kesusasteraan dan yang kelima diberikan pada orang atau masyarakat yang mengabdikan dirinya demi perdamaian. Begitulah sejarah seorang Alfred Nobel, sang penemu dan sang pemberi penghargaan nobel yang kita kenal sekarang.

Beberapa informasi saya peroleh dari buku, artikel ilmiah online, dan situs indotoplist.com
Advertisement

 

Start typing and press Enter to search